Hakikat Ramadhan Dalam Perspektif Manusia

Diposkan oleh hafidh on Wednesday, August 10, 2011

Ramadhan adalah bulan dimana pintu keberkahan dibuka seluas-luasnya, bulan dimana segala amal ibadah kita akan dilipatgandakan nilainya oleh Allah, keran insentif pahala dibuka sebesar-besarnya, tinggal kita saja apakah mampu mengambil keuntungan sebesar-besarnya dalam meningkatkan tabungan pahala kita. Kalaulah pada bulan Ramadhan, banyak yang tiba-tiba menjadi ustadz/ustadzah dadakan, maka maklumkanlah. Seperti saya, mungkin selama Ramadhan ini tulisan saya akan banyak berisi hal-hal berbau keislaman, yang jarang sekali saya tuliskan sebelumnya. Bukan karena apa, tetapi momen Ramadhan ini tak ingin saya sia-siakan dengan menulis hal-hal yang tidak penting, rasanya waktu saya akan tersia-sia apabila pada bulan penuh keberkahan ini saya tidak dapat memanen berkah Allah sebanyak-banyaknya.

Salahkah saya dan kami-kami yang mengambil keuntungan (berkah) sebesar-besarnya di bulan Ramadhan ini?

Kalau sebuah perusahaan menerapkan satu bulan khusus (satu bulan saja) dimana pegawainya mendapatkan honor berdasarkan hasil pekerjaan yang nilainya berkali-kali lipat dari honor di luar bulan itu (misalnya saja 10 kali lipat), pasti nih, pasti, pegawainya pada jadi rajin, berlomba-lomba bekerja mendapatkan hasil sebesar-besarnya agar mendapatkan honor sebesar-besarnya. Itu permisalan di dunia, yang honornya hanya berupa rupiah.

Lha, kalau bulan Ramadhan ini adalah satu bulan dimana Allah melipatgandakan nilai setiap ibadah hambanya berkali-kali lipat (bahkan jauh lebih besar dari 10 kali lipat), dan yang Allah berikan bukan sekedar rupiah yang nilainya setiap saat selalu turun, tapi yang Allah berikan adalah keberkahan, kasih sayang Allah, maka siapakah yang tak mau mengambil keuntungan sebesar-besarnya dalam bulan mulia ini?

Maka bermunculan para ustadz/ustadzah dadakan yang setiap saat menuliskan ayat al-Quran atau hadits atau nasihat-nasihat dalam ketaqwaan di status di facebook atau timeline di twitter atau postingan blog seperti saya ini, sesungguhnya mereka mengharap keberkahan Allah datang pada mereka.

Pada kesempatan ini, saya ingin menuliskan kembali khutbah lima menit sebelum sholat tarawih yang saya dengarkan tadi malam. Temanya adalah tentang Ramadhan bulan penuh ampunan.

Pada bulan Ramadhan ini Allah membuka pintu ampunan sebesar-besarnya bagi hamba-hambanya yang mau berusaha. Bagi kaum muslimin, apabila ia ingin memohon ampunan kepada Allah, maka tak ada yang sulit asalkan ia mau berusaha. Kita sebagai seorang muslim telah diberi banyak kemudahan dalam beribadah. Tidak seperti agama yang lain, apabila kita ingin berhubungan dengan Allah, kita tidak memerlukan perantara, tidak memerlukan alat-alat khusus, baju khusus, persembahan khusus, bahkan tak memerlukan tempat khusus.


{ 0 komentar... read them below or add one }

Post a Comment