Cerita Cinta Tujuh Perempuan

Diposkan oleh hafidh on Monday, May 30, 2011

Cerita Cinta Tujuh PerempuanCerita Cinta Tujuh Perempuan

Gaung film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita santer terdengar sejak tahun lalu. Bahkan, pada gelaran Festival Film Indonesia 2010, film besutan Robby Ertanto Soediskam itu memperoleh enam nominasi dan menyabet gelar pemeran perempuan pendukung terbaik lewat Happy Salma. Pada tahun yang sama, film yang juga didukung Jajang C Noer, Olga Lydia, dan Marcella Zalianty tersebut terpilih sebagai film pembuka dalam Indonesian Film Festival di Australia.

Film tersebut boleh dikatakan cukup bikin gemas khalayak. Sebab, meski kerap menjadi jawara festival, karya itu tak kunjung muncul di bioskop komersial. Tambah gemas lagi, film tersebut muncul dan lagi-lagi menang di ajang Indonesia Movie Award 2011, juga menyabet dua gelar sekaligus untuk artis pendukung perempuan terbaik lewat Happy Salma dan artis pendukung pria terfavorit melalui karakter yang diperankan oleh Rangga Djoned.

Setelah setahun lebih, karya yang dipayungi Anak Negeri Film itu akhirnya tayang perdana pada Senin (16/5) di Blitz Megaplex. Momen tersebut dihadiri seluruh pendukung film, termasuk sang sutradara, Robby Ertanto. Minus kehadiran Jajang, Marcella, dan Olga.

Robby boleh jadi merupakan sutradara baru yang bahkan belum menuntaskan pendidikan di IKJ. Tetapi, sebagai pria 24 tahun, dia cukup luwes dalam menyampaikan segala problematika perempuan. Dia menyampaikannya dengan penuh empati, tanpa justifikasi.
Sesuai dengan judul, film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita membidik kisah tujuh perempuan dari beragam latar belakang dengan dokter Kartini (Jajang) sebagai tokoh utama.

Kartini adalah dokter kandungan yang galau dan mempunyai masa lalu buruk dalam hubungannya dengan pria. Hingga usia 45 tahun, Kartini tak kunjung menikah. Selain dikecewakan oleh hubungan pada masa lalu, kisah-kisah para pasien yang pelik, termasuk pengalaman dengan lawan jenis, membuat Kartini makin gamang untuk menikah.

Yang ditawarkan oleh Robby memang tidak aneh-aneh. Dia memperlihatkan stereotip perempuan yang lemah dan tunduk terhadap segala kemauan pria lewat sosok Lili (Olga), perempuan hamil korban kekerasan suami yang mengidap kelainan seksual. Juga kisah ABG yang kian tercebur dalam pergaulan bebas lewat sosok Rara, remaja SMP yang hamil di luar nikah.

Kisahnya sangat "biasa". Tetapi, Robby bisa menampilkannya dengan santai, jenaka, tapi juga menusuk hati. "Semua kisah di film itu based on true story. Itu kisah orang-orang terdekat," ujar sutradara kelahiran 1988 tersebut.

Film yang ditayangkan di jaringan Blitz itu sebenarnya tak sama betul dengan yang diputar di Australia. Ada pemotongan durasi dari 120 menit menjadi 90 menit. Beberapa adegan yang dianggap terlalu lambat dan detail dihilangkan. "Saya takut orang bosan jika terlalu panjang," ujar mahasiswa semester enam tersebut.

Robby mengakui bahwa setahun lebih menanti filmnya tayang di bioskop komersial cukup membuatnya tegang. Namun, ketika akhirnya film itu tayang, dia tak cukup lega. "Saya takut orang berekspektasi terlalu tinggi terhadap film tersebut," ucap dia.

Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita berawal dari film indie berjudul Aku Perempuan. Mulanya, sudut pandang film tersebut terdapat pada kisah Yanti (Happy), pelacur yang terjangkit kanker leher rahim. Setelah mendapatkan tawaran dari seorang produser Australia, Robby memanjangkan cerita dan mengubah angle ke sudut pandang Kartini.

"Untuk peran Yanti, saya khusus observasi ke Dolly," ungkap dia. Setelah 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, Robby akan lanjut ke proyek berikutnya. "Saya akan membuat film legenda tinju Ellyas Pical," tegas dia

{ 0 komentar... read them below or add one }

Post a Comment